Pewarisan Sifat menurut Mendel ( Hukum Mendel )

Bagaimana seorang anak ada yang memiliki beberapa kemiripan sifat ( fenotip ) dengan orangtuanya ?
Pertanyaan inilah yang kemudian mengilhami salah seorang ilmuwan untuk melakukan penelitian terkait dengan pewarisan sifat dari induk ( orang tua ) kepada keturunannya ( anaknya ).
Adalah, Mendel yang nama lengkapnya Gregor Mendel salah satu ilmuwan yang tertarik meneliti permasalahan pewarisan sifat. Berkat ketekunan dan kegigihannya, akhirnya Mendel berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya seputar masalah pewarisan sifat yang hingga saat ini konsep dan teorinya mengenai pewarisan sifat masih dijadikan rujukan para ilmuwan masa kini dalam mengkaji masalah-masalah pewarisan sifat.
Dalam percobaannya, Mendel menggunakan kacang ercis ( Pisum sativum ) dengan beberapa pertimbangan ilmiahnya, yaitu :
  • memiliki pasangan-pasangan sifat beda yang menonjol ( ada7 macam )
  • memiliki bunga sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri ( autofili )
  • mudah dilakukan persilangan sehingga memudahkan pula untuk menghasilkan hibrid
  • masa reproduksinya singkat dan cepat menghasilkan biji sebagai organ perbanyakan tanaman.
Nah ...................sebelum mengenal lebih jauh mengenai hukum-hukum Mendel mengenai pewarisan sifat. Anda perlu tahu beberapa istilah yang digunakan .
P = Parental , istilah untuk induk baik induk jantan dan maupun induk betina
F = Filial, istilah untuk anak atau keturunan. Ada F1 = keturunan pertama, F2 = keturunan kedua, dstnya
Genotip = komposisi gen penentu sifat
Fenotip = sifat-sifat yang nampak/dapat diindera
Resesif = sifat yang "kalah" atau tidak akan muncul jika berada bersama-sama dengan sifat dominan
Dominan = sifat yang "menang" atau sifat yang akan muncul meskipun berada bersama-sama dengan sifat resesif. Sifat dominan dilambangkan dengan huruf kapital ( A, B, C, D, E dstnya ), sedangkan sifat resesif dilambangkan dengan huruf kecil ( a, b, c, d, e, dan seterusnya )
Rasio genotip = perbandingan genotip ( komposisi gen, yg dilambangkan dengan huruf-huruf, misalnya GG, Gg, gg, dan lainnya )
Rasio fenotip = perbandingan fenotip ( sifat-sifat yang muncul, dapat diindera, misalnya : berbatang tinggi, berbatang pendek, dan lainnya ).
Sel-sel soma ( sel-sel yang menyusun bagian tubuh ) bersifat diploid / 2n , mempunyai gen-gen yang berpasangan, disimbolkan dengan pasangan-pasangan huruf double. Misalnya : AA = simbol untuk sifat tanaman berbuah lebat, aa = simbol untuk sifat tanaman berbuah jarang
Gamet ( sel-sel kelamin baik jantan, juga betina ) merupakan sel yang haploid/n sehingga gen-gennya tidak berpasangan. Misalnya : AA akan menghasilkan satu macam gamet, yaitu A , Aa akan menghasilkan 2 macam gamet, yaitu A dan a.

Berdasarkan hasil percobaannya, Mendel sampai pada suatu kesimpulan yang terkait denga pewarisan sifat, yaitu :
  1. setiap sifat suatu individu ditentukan oleh sepasang gen yang merupakan perpaduan antara gen kedua induknya ( jantan dan betina )
  2. setiap pasangan gen menunjuk bentuk alternatif sesamanya, yang kemudian diberi nama alel 
  3. ada sifat dominan dan ada sifat resesif
  4. pada proses meiosis, sesuai dengan prinsip segregasi ( pemisahan ) maka faktor-faktor keturunan akan memisah ke dalam gamet secara bebas. Selanjutnya, pada proses pembuahan, maka gamet-gamet tersebut akan berpasangan secara acak
  5. Individu murni mempunyai dua alel yang sama. Misalnya BB atau bb
Pemisahan gen-gen terjadi pada pembelahan sel secara meiosis. 
Karena pemisahan gen-gen ke dalam gamet terjadi secara bebas , yang kemudian disebut prinsip Segregasi . Kemudian dikenal dengan nama HUKUM MENDEL I.
Percobaan Mendel pada tanaman ercis, menyilangkan ercis yang berbiji bulat ( BB ) dengan tanaman ercis yang buahnya kisut ( bb )  menghasilkan F1 semuanya berbiji bulat dengan genotif Bb. Dan ketika sesama F1 disilangkan diperoleh turunan F2 dengan rasio fenotip Bulut : Kisut dengan angka 3 : 1.
Dari percobaan tersebut, Mendel menjelaskan bahwa setiap alela secara bebas diturunkan melalui gamet-gamet. Setiap gamet hanya menerima satu sifat atau tidak berpasangan..
Gejala yang menunjukkan adanya pemilihan kombinasi/ berpasangan secara bebas disebut hukum Asosiasi Mendel ( HUKUM MENDEL II ).
..ada lanjutannya..

No comments:

Post a Comment