Salah satu komponen abiotik dalam suatu ekosistem ada dalam wujud unsur kimia.Unsur-unsur kimia baik organik maupun anorganik sangat dibutuhkan oleh setiap komponen dalam suatu ekosistem. Di dalam suatu ekosistem, jumlah unsur-unsur kimia tersebut terbatas. Oleh karenanya, harus ada daur ulang unsur-unsur kimia yang ada agar tetap tersedia dan kebutuhan organisme akan unsur-unsur kimia terpenuhi. Selain unsurunsur kimia, air pun mengalami daur ulang.
Menurut Campbell (1998: 1153), daur
ulang berbagai jenis unsur
nutrien yang melibatkan komponen ekosistem baik
komponen abiotik dan komponen biotik disebut
juga daur biogeokimia. Nutrien disini terutama mencakup air,
karbon, nitrogen, dan fosfor.
Setiap unsur nutrien mengalami
berbagai jenis siklus. Siklus tersebut merupakan bagian dari daur
biogeokimia. Daur biogeokimia ini dikenal ada
beberapa macam, yaitu siklus air, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor.
SIKLUS AIR
Air merupakan materi yang sangat
dibutuhkan oleh organisme hidup.
Air ini dimanfaatkan oleh berbagai organisme dengan
cara bermacammacam. Pada tumbuhan, air di dalam tanah diserap melalui akar. Air
digunakan untuk pertumbuhan, selebihnya air dilepaskan
dalam bentuk uap air ke udara (atmosfer). Proses
pelepasan air dari tanah ke udara dalam bentuk uap
air disebut evaporasi. Adapun uap air yang dilepaskan oleh tumbuhan ke udara disebut transpirasi.
Pada manusia dan hewan, air diperoleh
dengan cara meminumnya
dan juga dari tumbuhan serta hewan yang dimakan. Air
keluar dari tubuh manusia dan hewan dalam bentuk
keringat dan urine. Air hasil dari evaporasi dan
transpirasi organisme, terkumpul di udara sehingga menyebabkan
kelembapan di atmosfer meningkat. Akibatnya terbentuklah awan, kemudian
turunlah hujan. Air hujan akan terus mengalir ke permukaan tanah dan digunakan
kembali oleh seluruh organisme hidup. Siklus ini akan terus berlangsung di dalam
kehidupan.
Karbon
merupakan unsur dasar dari semua senyawa organik. Di atmosfer, karbon terdapat dalam
bentuk gas karbon dioksida (CO2).
Karbon dioksida dalam suatu lingkungan dibutuhkan oleh produsen, yaitu tumbuhan.
Tumbuhan menggunakan karbon dioksida sebagai penyusun bahan organik melalui
proses fotosintesis. Bahan organik tersebut berupa glukosa. Glukosa ini
merupakan sumber energi bagi tumbuhan untuk pertumbuhannya. Kemudian, bahan
organik dari tumbuhan digunakan oleh organisme lainnya melalui rantai makanan.
Bahan organik pada tumbuhan banyak terkandung dalam batang. Adapun pada manusia
dan hewan, bahan organik banyak terdapat pada bagian tulang. Ketika organisme
mati, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan, akan diuraikan menjadi karbon
dioksida oleh dekomposer. Akibat proses perubahan suhu dan tekanan bumi,
organisme yang membusuk ini dapat membentuk fosil. Proses pembentukan fosil
berlangsung sangat lama hingga mencapai jutaan tahun. Fosil ini dapat membentuk
bahan bakar fosil berupa batubara dan minyak bumi. Bahan bakar fosil digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan dan menghasilkan karbon dioksida. Karbon dioksida
ini kembali memasuki siklus karbon dan akan berlangsung demikian seterusnya.
SIKLUS NITROGEN
Nitrogen
merupakan salah satu unsur yang penting dalam ekosistem. Menurut Campbell
(1998: 1156) jumlah nitrogen yang terdapat di atmosfer sekitar 80% dari
berbagai gas-gas yang ada di atmosfer. Nitrogen ditemukan dalam semua asam
amino, yang merupakan komponen penyusun protein pada organisme. Nitrogen yang
tersedia bagi tumbuhan hanya dalam dua bentuk mineral tanah, yaitu amonia (NH4+) dan nitrat (NO3). Beberapa bakteri dapat mengikat
nitrogen secara langsung dari udara, contohnya Azotobacter. Azotobacter
mampu mengubah nitrogen menjadi amonia. Amonia kemudian akan diubah menjadi
senyawa ion nitrit (NO2) oleh bakteri nitrit. Ion nitrit ini
diubah lagi menjadi ion nitrat (NO3).
Oleh tumbuhan, ion nitrat diubah menjadi molekul organik berupa asam amino.
Tumbuhan sebagai produsen yang mengandung nitrogen ini akan dimanfaatkan oleh
konsumen dan dekomposer. Dekomposer ini mampu mengubah senyawa amino menjadi
amonia. Siklus ini akan berlangsung terus-menerus dalam suatu ekosistem.
SIKLUS FOSFOR
Fosfor
di alam terdapat dalam bentuk ion fosfat (PO43+). Ion
fosfat di alam terdapat dalam bebatuan. Ion fosfat dalam bebatuan ini akan
terbawa menuju perairan melalui proses pelapukan bebatuan dan erosi. Di
perairan ini, fosfat tersebut akan membentuk endapan. Oleh karena pergerakan dasar
bumi yang tidak stabil, menyebabkan endapan ini muncul ke
permukaan.
Adapun di darat, ion fosfat diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah. Kemudian,
tumbuhan tersebut dimakan oleh herbivora dan herbivora dimakan oleh karnivora.
Pada hewan, fosfat dikeluarkan melalui urine dan feses. Oleh dekomposer, ion
fosfat yang merupakan senyawa anorganik ini akan diuraikan dan menjadi fosfor
(P) di dalam tanah. Fosfor di dalam tanah ini kemudian di ambil kembali oleh
tumbuhan. Proses tersebut akan terus berlangsung membentuk suatu siklus, yang
dinamakan siklus fosfor.
No comments:
Post a Comment